Mestina Viandari_
 
Picture
Kisah yang beredar di masyarakat tentang Isaac Newton adalah, bahwa saat itu Newton tengah duduk

Newton lahir di Woolstrope, Inggris tepat pada Natal tahun 1642. Di masa bocah, dia menunjukkan kecakapannya dalam bidang mekanika dan amat terampil. Namun, sang ibu yang berharap Newton dapat menjadi petani, mengeluarkannnya dari sekolah. Newton pun berhasil membujuk sang ibu untuk dapat meneruskan sekolah karena beranggapan bahwa bakatnya bukanlah menjadi petani. Dia pun kembali bersekolah, bahkan masuk ke Universitas Cambridge.

Kecemerlangannya semakin terlihat, Newton menyerap seluruh ilmu matematika dan pengetahuan mengenai Fisika dengan cepat. Di usia dua puluh satu sampai dua puluh tujuh, Newton sudah meletakkan dasar-dasar pemikiran tentang Kalkulus Integral sebagai sebuah pemecahan masalah matematika yang sampai saat ini dipakai oleh banyak orang.

Kemampuan Newton lainnya adalah penemuan pembiasan cahaya. Dahulu, orang menganggap bahwa cahaya matahari berwarna putih, namun Newton menyapu bersih anggapan tersebut dan mengeluarkan opininya sendiri dengan penelitian yang pasti. Dia mengatakan bahwa cahaya itu terdiri dari tujuh warna, seperti Pelangi.

Rumusannya tentang pembiasan cahaya pun menyebabkan kemajuan di dalam penciptaan teropong, lensa, dan hal lain yang berhubungan dengan pencahayaan. Hal yang paling dikenal dari Newton adalah rumusan tentang geraknya, termasuk di dalamnya gerak Gravitasi.

Karena itulah, berkat perhitungan dan rumusan yang ditemukan Newton, semua bentuk pergerakan di alam semesta, termasuk pergerakan benda-benda langit mampu diramalkan. Tidak pelak lagi, Isaac Newton adalah penemu terbesar sepanjang zaman.

Andre Marie Ampere, "Newton-nya Listrik"

Pada 1820, Hans Cristian Ostred (1777-1851), seorang Profesor Fisika di Kopenhagen, memeragakan hubungan antara kelistrikan dengan magnet di depan murid-muridnya. Ketika ia menempatkan jarum kompas di dekat seutas kawat yang sedang mengantarkan arus listrik, ternyata jarum kompas tersebut berputar.

Ostred yang percaya bahwa apa-apa yang ada di alam semesta ini saling berhubungan, sangat girang mengetahui bahwa listrik dan magnet bersumber pada arus yang sama.

Setelah mendengar penemuan Ostred. Andre Marie Ampere (1775-1836), ahli Fisika dari Paris bergegas menguji penemuan tersebut dengan percobaannya sendiri. Ampere berargumen, seandainya arus dan magnet saling mempengaruhi, hal serupa juga pasti terjadi pada dua arus.

Dalam percobaannya tersebut, Ampere menemukan bahwa dua arus itu juga saling mengerjakan gaya. Akhirnya, Ampere berkesimpulan bahwa magnet termasuk gejala listrik.

Dalam sepucuk surat untuk anaknya, Ampere menulis bahwa mereka telah telah menemukan teori tentang magnet yang bisa menurunkan semua gejala kemagnetan menjadi arus listrik. Penemuan itu menurut Ampere, bertentangan dengan pendapat orang sebelumnya. Ampere justru membayangkan bahwa magnet memiliki arus-arus kecil di dalamnya yang saling berputar, lalu menghasilkan gaya magnet sehingga terjadi saling tarik menarik.

Berdasarkan percobaan ini, dia merumuskan gaya antara dua potong arus yang pendek, rumusan ini kemudian dikenal sebagai hukum Ampere. Berdasarkan persamaan ini, Maxwel menjuluki Ampere sebagai “Newtonnya listrik”. di sebuah pohon apel, lalu sebuah apel jatuh di atasnya. Jatuhnya apel tersebut menyadarkan Newton tentang gaya gravitasi. Namun, Newton dikenal bukan hanya karena hal tersebut.






Leave a Reply.